Sekilas tentang Hidangan dari Sang Maha Pengasih
Bulan
Ramadhan merupakan momen yang dinanti- nanti oleh kaum muslimin di seluruh
penjuru dunia, bulan di mana dilipatgandakan pahala seorang muslim dalam
beramal kebajikan, sekaligus momen tolong- menolong dan persaudaraan antar
muslimin.
Di
Mesir misalnya, banyak kita temui para dermawan yang memberikan kurma untuk
sekadar takjil dan pembatal puasa. Lebih dari itu, sering kita temui di masjid-
masjid atau pinggir jalan meja- meja yang telah disusun saat menjelang azan
maghrib berkumandang. Untuk apa meja- meja itu disusun? Tentu saja untuk
meletakkan hidangan buka puasa secara percuma tanpa dipungut biaya sepeserpun,
malahan seringkali diminta untuk datang dan berbuka lagi di esok hari. Ya,
kegiatan inilah yang disebut maidaturrahman.
Maidaturrahman
secara bahasa adalah klausa yang tersusun dari dua kata, yaitu Maidah dan
Ar-rahman. Maidah berarti hidangan sedangkan Ar-rahman adalah merupakan salah
satu asma Allah yang berarti Maha Pengasih. Jadi, merujuk pada pengertian di
atas maidaturrahman dapat diartikan hidangan dari Sang Maha Pengasih.
Selaras
dengan arti kata maidaturrahman, kegiatan ini diselenggarakan untuk menjalin
kasih sayang dan tolong- menolong antar umat islam. Sebagian orang beranggapan bahwa
maidaturrahman ini hanya diperuntukkan bagi orang- orang fakir dan miskin saja,
faktanya tidak hanya mereka yang mendapatkannya, maidaturrahman ini juga
disediakan untuk orang- orang yang sedang dalam perjalanan pulang menuju
rumahnya setelah bekerja atau yang lainnya.
Tentang
sejarah berkembangnya maidaturrahman di Mesir ini, tidak ada seorangpun yang
mengetahuinya secara pasti kapan mulanya. Sebagian pendapat menyatakan bahwa
tradisi ini bermula pada saat kepemimpinan Ahmad Ibn Thulun, pendiri Daulah
Thuluniyah di Mesir. Beliau adalah orang yang pertama kali melakukan kegiatan
ini pada tahun ke-4 untuk wilayahnya, yang mana para pemimpin, pedagang dan
dermawan menyelenggarakan maidah ini di hari pertama bulan ramadhan, dan
berkhutbah: “ Sesungguhnya aku tidak mengumpulkan kalian pada hidangan makanan
ini kecuali untuk memberi tahu kalian cara berbuat baik dengan manusia. Aku
juga tahu bahwa kalian bukanlah orang- orang yang membutuhkan terhadap apa- apa
yang telah aku siapkan dari makanan dan minuman ini, akan tetapi aku
mendapatkan kalian telah mengabaikan pemahaman dari wajibnya berbuat baik terhadap
sesama manusia di bulan Ramadhan. Oleh karena itu, aku menyuruh kalian untuk
membuka pintu rumah kalian dan memanjangkan meja hidangan makan kalian dan
menyediakan makanan yang disukai orang fakir dengan baik.” Dan Ibn Thulun juga
memberitahukan bahwa maidah ini akan berlanjut setiap hari di bulan Ramadhan.
(Lya)
Labels
Kemisykatian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar