Kafe Ilmiah: Selayang Pandang Mengenal Turast Islami
Kairo – Selasa (17/11) kajian dwi
mingguan (kafe ilmiah) Misykati kembali digelar di markas alumni MAPK Solo.
Kali ini, pemateri ialah Ustadzah Iis Istianah dan Silma Diani El Fath sebagai
moderator. Pada prolog kajian, pemateri sedikit menyinggung, bahwa dewasa ini,
pembahasan mengenai turast islami semakin jarang digandrungi, bahkan oleh para
pelajar ilmu agama itu sendiri. Hal ini semakin diperkuat dengan adanya
perdebatan mengenai penting tidaknya memahami makna-makna agama lewat
karya-karya ulama terdahulu berupa turast islami.
Pemateri mengutip pendapat Dr.
Ali Jum’ah, bahwa sedikitnya ada lima penyebab krisis pemahaman terhadap turast
yang menimpa pelajar saat ini:
1. Hilangnya at-tashawwur al kulli dari diri para pelajar terhadap rantai disiplin ilmu agama yang saling berkaitan erat satu sama lain.
2. Hilangnya pemahaman terhadap teori umum (an-nadzariyat al kulliyah) dalam mempelajari turast.
3. Krisis pemahaman terhadap mushtalahat, atau istilah-istilah khusus yang lazim digunakan seluruh ulama dalam berbagai disiplin ilmu.
4. Hilangnya penguasaan terhadap ilmu alat atau ilmu pembantu untuk menuju pada pemahaman suatu disiplin tertentu.
5. Permasalahan kemampuan memahami relasi diksi dengan pemahaman yang sampai pada pikiran manusia, baik diksi kebahasan atau mantiqi.
1. Hilangnya at-tashawwur al kulli dari diri para pelajar terhadap rantai disiplin ilmu agama yang saling berkaitan erat satu sama lain.
2. Hilangnya pemahaman terhadap teori umum (an-nadzariyat al kulliyah) dalam mempelajari turast.
3. Krisis pemahaman terhadap mushtalahat, atau istilah-istilah khusus yang lazim digunakan seluruh ulama dalam berbagai disiplin ilmu.
4. Hilangnya penguasaan terhadap ilmu alat atau ilmu pembantu untuk menuju pada pemahaman suatu disiplin tertentu.
5. Permasalahan kemampuan memahami relasi diksi dengan pemahaman yang sampai pada pikiran manusia, baik diksi kebahasan atau mantiqi.
“Bahwa pengetahuan tentang turast
islami sangat penting bagi pelajar ilmu agama. Karena mereka tidak akan lepas
dari memahami teks-teks wahyu (al-Qur’an) dan sunnah. Dengan perantara
karya-karya ulama’ terdahulu akan mengantarkan mereka pada pemahaman yang kamil
wa mutakamil terhadap pesan-pesan langit.” Tegasnya.
Setelah dua jam kajian berlangsung, acara dipungkas dengan sesi tanya jawab kemudian makan malam bersama dengan menu spesial tuna merah ala cak Ilham.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar